12 Oktober 2019

Cara Menuntut Ilmu


Cara Menuntut Ilmu

Pertanyaan:

Apa yang dibutuhkan seseorang sampai bisa menjadi orang yang berilmu tentang agama Islam atau penuntut ilmu syar’i?

Jawaban:

Alhamdulillah

Sungguh, engkau telah bertanya perkara yang agung. Sesungguhnya hal itu sangat mudah bagi siapa yang Allah mudahkan baginya. Ilmu adalah tanda taufiq dari Allah. Sungguh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين ))

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, maka Allah akan faqihkan dia ilmu agama.” (muttafaqun ‘alaih)

Berarti orang yang Allah tidak inginkan kebaikan padanya adalah orang yang tidak difaqihkan ilmu agama.

Berkata Imam Al-Bukhari rahimahullah, “Bab ilmu sebelum berkata dan beramal, yaitu firman Allah ta’ala: ‘Ketahuilah, bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah.’ Maka Allah memulai dengan ilmu. Dan para ulama’ mereka adalah pewaris para Nabi. Para Nabi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang besar. Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju syurga. Dan berfirman Yang Agung penyebutan-Nya:

 }إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ{

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (Surah Fathir: 28)

 }وَمَا يَعْقِلُهَا إِلا الْعَالِمُونَ{

“dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (Surah Al-‘Ankabut: 43)

 }وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ{

“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala’.” (Surah Al-Mulk: 10)

 }هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ{

“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ “ (Surah Az-Zumar: 9)

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 ))إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ((

“Sesungguhnya ilmu itu (didapatkan) hanya dengan belajar.”

Berkata Ibnu ‘Abbas, “Jadilah orang-orang yang rabbani, murah hati, dan faqih.” Dan dikatakan: Rabbani adalah yang mengajari manusia dengan ilmu-ilmu kecil sebelum ilmu-ilmu besar.

Dari Qais bin Katsir berkata: Telah datang seorang laki-laki dari Madinah kepada Abu Darda’ dan beliau di Damaskus dan berkata, “Apa yang membuatmu datang wahai saudaraku?”

Lalu dia menjawab, “Ada sebuah hadits yang telah sampai kepadaku bahwa engkau mengatakannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Abu Darda’ bertanya, “Apakah engkau datang untuk suatu kebutuhan?”

Dia menjawab, “Tidak.”

Abu Darda’ bertanya lagi, “Apakah engkau datang untuk suatu perdagangan?”

Dia menjawab, “Tidak.”

Lalu dia berkata lagi, “Tidaklah aku datang kecuali untuk meminta hadits ini.”

Dia berkata, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 ))مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَبْتَغِي فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأنْبِيَاءِ إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ.((

‘Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka untuk menuntut ilmu, maka Allah akan arahkan dengannya jalan menuju syurga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka karena ridha kepada penuntut ilmu. Dan sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh semua yang di langit dan di bumi sampaipun ikan yang berada di lautan. Keutamaan orang yang berilmu atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi mereka tidak mewariskan dinar maupun dirham. Akan tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang besar.’ ” (HR. At-Tirmidzi no. 2606 dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)

Inilah sebagian keutamaan-keutamaan ilmu dan itu baru “sedikit dari limpahan”. Kalau seandainya disebutkan keutamaan-keutamaan ilmu semuanya, maka sungguh akan panjang pembicaraannya. Dan semoga dari yang disebutkan sebagai pengingat bagi siapa yang memiliki hati atau menggunakan pendengarannya dan dia menyaksikan.

Adapun jalan untuk mendapatkan ilmu adalah bertaqwa kepada Allah dan merasa diawasi-Nya baik dalam kondisi sembunyi maupun terang-terangan. Kemudian mengambil ilmu dari para ulama’ yang terpercaya ilmu dan agamanya. Apabila engkau menjumpai orang yang berilmu yang ada padanya sifat-sifat ini, maka berkomitmenlah kepadanya dan berkonsultasilah kepadanya dalam jalan mengambil ilmu. Apabila engkau belum menjumpai orang yang berilmu, maka carilah penuntut ilmu. Apabila engkau belum menjumpai juga, maka engkau harus belajar dari jalan kaset-kaset (rekaman-rekaman) dan kitab-kitab dasar.

Apabila engkau bertanya: Apa kitab-kitab yang harus kami pelajari?

Maka jawabannya: Hendaknya yang pertama adalah bertahap dalam mendapatkan ilmu syar’i, dan di setiap bidang ilmu ada kitab-kitab tertentu. Maka hendaklah yang pertama kali engkau pelajari adalah ilmu-ilmu aqidah, kemudian ilmu-ilmu yang dapat membantumu dalam memahami kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah (Hadits) rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, mulai dari nahwu (bahasa arab), ushul fiqih, musthalah hadits, kemudian fiqih dan tafsir. Dan sebelum itu semua, mulailah dengan menghafal Al-Qur’an, maka semua ilmu-ilmu adalah dipelajari untuk dapat memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar.

Dan untukmu sekarang daftar nama-nama kitab, diurutkan sesuai yang paling utama:

Dalam Aqidah: Engkau mulai pertama kali dengan:

- Kitab Al-Ushuluts Tsalatsah, kemudian
- Kitabut Tauhid, kemudian
Kitab Kasyfusy Syubuhat, karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, kemudian
- Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.

Setelah engkau menyelesaikan dari mempelajari kitab-kitab ini dan menghafalnya, lalu berpindahlah ke

- Kitab Al-Ajurumiyyah dalam Nahwu,

Kemudian

- Kitab Al-Ushul min ‘Ilmil Ushul dalam Ushul Fiqih,

Kemudian

- Kitab Ushulut Tafsir. Kedua kitab ini adalah karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah,

Kemudian berpindahlah mempelajari

- Kitab Al-Arba’in An-Nawawiyyah dalam Hadits, kemudian
- Kitab ‘Umdatul Ahkam dalam hadits juga,

Kemudian mulailah dalam Fiqih dan tidak mengapa mempelajari matan fiqih milik salah satu madzhab yang empat yang diakui seperti

- Bidayatus Salikin,
- ‘Umdatul Fiqh,
- Matnu Abi Syuja’,
- Matnu Khalil.

Dan bukan maksud kami engkau fanatik kepada madzhab tertentu, akan tetapi hanya agar metode belajarmu adalah metode belajar yang sistematis yang dibangun di atas pondasi yang diakui, sampai engkau kokoh dalam menuntut ilmu. Maka engkau mengikuti dalil dan jangan fanatik kepada madzhab tertentu.

Dan engkau perhatikan kitab-kitab sebelumnya, yaitu dalam mempelajarinya engkau harus menghafalnya dan memahaminya. Dan semangatlah dalam memaksimalkan kaset-kaset (rekaman-rekaman) para ulama’ yang menjelaskan kitab-kitab tersebut seperti Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Syaikh ‘Abdullah bin Jibrin, dan selainnya.

Kemudian setelah selesai dari fiqih, ambillah sebuah kitab dalam Tafsir. Dan mulailah dengan

- Kitab Taisirul Karimir Rahman fii Tafsiri Kalamil Mannaan karya Syaikh ‘Abdurrahman As-Si’di rahimahullah, kemudian
- Tafsir Ibni Katsir.

Inilah kitab-kitab yang paling penting yang harus dipelajari seorang penuntut ilmu. Apabila engkau telah selesai mempelajarinya, maka di sana ada kitab-kitab yang lebih tinggi darinya, kami akan mengkhabarkannya kepadamu setelah engkau menyelesaikan kitab-kitab yang sudah disebutkan. Maka teruslah bersama kami dalam berkomunikasi. Wassalam..

Dijawab oleh: Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah

Diterjemahkan dari: https://islamqa.info/ar/answers/20191/

Alih Bahasa: Abahe Yazid

Artikel: www.pelajarmuslim.org

Komentar
0 Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar